Skip to main content

Tuhan pun tertawa....

Udara di desa ini begitu panas, mungkin lebih mudah dikatakan panas udaranya seperti panasnya hati melihat pacar sedang jalan ma mantannya hehe..tidak beraktifitaspun buat badan berpeluh, maklum sudah lama tidak turun hujan di daerah ini.Tanahnya tandus, bila ada angin debu pun seperti kabut saja berterbangan. Air di daerah ini sangat lah sulit, tanaman banyak yang layu karena panasnya udara.
Dengan keadan seperti ini warga pun sepakat berinisiatif untuk melakukan ritual minta hujan, ehmm tapi di daerah ini cukup banyak kok muslimnya yang aktif, jadi rencana ritual pun di ganti dengan merencanakan sholat sunah jamaah istisqo, atau sholat minta diturunkan hujan. Dengan kesepakatan warga hari itu warga berkumpul ditanah lapang di tengah desa untuk melakukan sholat istisqo dengan rangkian rukunnya yang dipinpin oleh seorang ustad yang benar mumpuni ilmu agamanya. selesai sholat sang ustad naik ke mimbar dengan menyampaikan khutbahnya, dia mengajak untuk selalu mengingat Alloh,bertobat dan meminta ampun agar dosa semua warga diampuni dan menjauhkan bala' dari desanya serta meminta segera diturunkan hujan....khutbah pun usai dan ditutup dengan doa bersama. setelah selesai sang ustad memberi pengumuman kepada warga untuk hadir berkumpul di lapangan itu tiga hari berikutnya karena dia berkata bahwa hujan akan turun deras pada hari itu....warga pun bergembira menunggu hari yang dijanjikan itu...
Tibalah pada hari yang sudah ditentukan, warga berkumpul di lapangan desa, menunggu hujan yang akan datang sesuai pengumuman ustad sebelumnya. Sang ustad pun ada di tengah-tengah mereka. sejak pagi dan hampir tengah hari, panas semakin membakar...warga mulai gusar karena tidak ada awan sedikit pun diatas mereka...langit tetap bening dan cenderung merah karena matahari hampir tegak diatas kepala mereka...sang ustad tetap tenang, akhirnya warga tidak tahan, dan bertanya kepada ustad "mana hujan yang ustad bilang, dan mana janji Tuhan kok tidak jadi hujan?"
"Bagaimana hujan akan turun jika kalian tidak bersabar, bagai mana hujan akan turun?, setauku kalian berharap hujan dan berharap air segera dapat kalian tampung untuk kebutuhan air kalian, mengapa kalian datang dan berkumpul tanpa membawa payung jika tahu dan yakin hari ini kan hujan?Mengapa kalian tidak membawa ember atau gayung untuk mengumpulkan air yang kalian harapkan turun dari langit sana?Bagaimana Tuhan akan menurunkan hujan yang kita minta jika akhirnya sia-sia, Kalian itu tidak pernah mau memantaskan diri dan hanya ingin saja tapi tidak mau berusaha." suara ustad sedikit keras.....

sedia payung sebelum hujan
 Sudah pantaskan kalian mengaharap dan berdoa? apa sudah cukup dengan berdoa dan meminta? sudah kalian sesuaikan doa dan usahamu?

Pantaskan  doa dan pengharapanmu dengan usahamu, doa tanpa ikhtiar ku rasa akan lama...dan ikhtiar tanpa doa akan tidak berpahala :)

Comments

Popular posts from this blog

move on level #9

Menjadi diri sendiri.... menjadi sukses adalah balas dendam yang sangat bijak... #mungkin itu adalah jurus pamungkas untuk sebuah proses Move On. Jika di level-level sebelumnya perasaan kita hanya berputar dan hanya masuk ke ruang labirin yang gelap yang akhirnya kembali ke suatu titik. Ya, titik dimana kita harus berhenti, tengok kanan-tengok kiri, lihat belakang, melirik dan mengintip "masa lalu".Berharap ada jalan pintas dan cahaya penunjuk untuk kembali di ujung labirin "masa lalu". Namun bisa jadi itu kita lakukan jika memang itu adalah "cahaya yang benar" bahwa "masa lalu akan manjadi masa depan".

cowok IDaMan

Cewek : Mas kerja dimana? Cowok : Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali… Cewek : (WAW…Konglomerat pasti!)… Mas tinggal dimana? Cowok : Pondok Indah Bukit Golf… Cewek : (WAW kereenn…Rumah Orang-orang “The Haves”) Pasti gede rumahnya yah…?
Aku bersyukur dengan apa yang telah terjadi untuk hari kemarin, hari ini dan aku bersyukur dengan rencana-rencana hari esok dan lusa... aku telah bisa membuat rencana-rencana itu...