Menjadi diri sendiri.... menjadi sukses adalah balas dendam yang sangat bijak...
#mungkin itu adalah jurus pamungkas untuk sebuah proses Move On. Jika di level-level sebelumnya perasaan kita hanya berputar dan hanya masuk ke ruang labirin yang gelap yang akhirnya kembali ke suatu titik. Ya, titik dimana kita harus berhenti, tengok kanan-tengok kiri, lihat belakang, melirik dan mengintip "masa lalu".Berharap ada jalan pintas dan cahaya penunjuk untuk kembali di ujung labirin "masa lalu". Namun bisa jadi itu kita lakukan jika memang itu adalah "cahaya yang benar" bahwa "masa lalu akan manjadi masa depan".
Dan itu kenapa saya sebutkan di awal bahwa itu dengan kata mungkin. Karena tidak pasti dalam setiap orang menganggap ini pasti dan bisa dilakukan. Menjadi diri sendiri, jika kita merenung dan bisa berintrospeksi, bertanya pada diri kita sendiri "Siapa Aku?". Pasti akan banyak jawaban, banyak pernyataan, ada yang ke"Ego"is-annya muncul, ada yang ke"Aku"annya muncul, ada kejernihan hati dan pikir yang muncul, ada sifat yang lain juga. Tergantung dominasi dari jawaban itu tentang diri kita, tentang jawaban dari proses Move On dan diri kita sendiri. Saya adalah orang yang terlahir dalam keluarga yang..., saya adalah orang yang tidak suka dengan ini dan itu, saya adalah yang mempunyai sikap begini-begitu, saya yang mempunyai kelebihan dan kekurangan ini dan itu, saya mempunyai cita-cita yang begini-begitu, Kultur budaya dan ajaran Agama yang saya fahami mengajarkan begini dan begitu... tentu akan bisa membuat kesimpulan, dan kesimpulan itu tidak akan seperti kata-kata yang sangat sederhana, pendek dan mudah difahami. Tentu simpulannya adalah panjang dan lebar :-) . Nah sekarang bandingkan dan selaraskan dengan apa yang kita liat dan rasakan akan "masa lalu" kita. Masih imbangkah atau masih selaraskan, tentunya dengan ego, keakuan , dengan cita-cita dan rencana, dengan pemahaman ajaran agama dan kultur budaya. Jika masih dominan kata "ya" maka kembalilah dan cari ujung dari labirin dan kesesatan akan proses Move On kita, dan temukanlah cahaya dalam masa lalu itu. Namun jika kata "Tidak" lebih dominan maka lanjutkan Move On kita dan temukan ujung jalan keluar dari labirin yang menyesatkan itu. Dan jangan ragu-ragu untuk menemukan "sumber cahaya yang benar dan abadi" tentu dalam proses menemukan haruslah berusaha untuk membuat "sumber cahaya" untuk penerang jalan di lorong-lorong labirin itu. Cahaya disini adalah sebuah tujuan dari hidup kita, adalah segala hal yang membuat kegelapan hati dan kegalauan dan apapun itu yang membuat kita tanpa semangat dan niat yang kuat untuk menjalani proses Move On dan menjalani kehidupan. Move On adalah proses berjalan maju, seperti hidup terus berjalan dan berputar, jika "kembali" pun tidak akan mungkin mengurangi kecepatan hidup, tidak akan memutar ulang hari yang telah berlalu. "Hidup terus berjalan bro...." buat apa menunggu, sedang kamu sudah tidak ditunggu oleh waktu. Bergegaslah, dan rubahlah hidupmu. Tuhan pun tak akan mengubah apapun tentang dirimu ketika kamu tidak mau merubahnya sendiri. Tuhan telah memberikan petunjuk yang jelas dengan "cahaya"Nya, tinggal kita yang melangkah dengan kaki kita... Tuhan bukan dalang wayang yang repot menggerakkan kaki dan mengisi suara wayang agar bisa bergerak dan bercerita. Tuhan memberi "cahaya" berupa kebenaran ajaran agama, kejernihan hati nurani dan fikiran, kesempurnaan fisik untuk manusia dan Tuhan memfasilitasi kita dengan RidloNya itu jaminannya, jika Ridlo Nya yang berlaku itu seperti garansi produk yang tanpa habis masa berlakunya. Yakin saja bahwa Tuhan meridloi jalan kita, karena Tuhan tidak akan menyesatkan umatNya yang selalu ingat kepada Nya, terkecuali memang manusia yang benar-benar diridloi selamanya dalam kesesatan. Terlepas dari itu semua Tuhan mewajibkan kita untuk merubah hidup kita, ya tentunya dengan ikhtiar dan usaha.
Dan itu kenapa saya sebutkan di awal bahwa itu dengan kata mungkin. Karena tidak pasti dalam setiap orang menganggap ini pasti dan bisa dilakukan. Menjadi diri sendiri, jika kita merenung dan bisa berintrospeksi, bertanya pada diri kita sendiri "Siapa Aku?". Pasti akan banyak jawaban, banyak pernyataan, ada yang ke"Ego"is-annya muncul, ada yang ke"Aku"annya muncul, ada kejernihan hati dan pikir yang muncul, ada sifat yang lain juga. Tergantung dominasi dari jawaban itu tentang diri kita, tentang jawaban dari proses Move On dan diri kita sendiri. Saya adalah orang yang terlahir dalam keluarga yang..., saya adalah orang yang tidak suka dengan ini dan itu, saya adalah yang mempunyai sikap begini-begitu, saya yang mempunyai kelebihan dan kekurangan ini dan itu, saya mempunyai cita-cita yang begini-begitu, Kultur budaya dan ajaran Agama yang saya fahami mengajarkan begini dan begitu... tentu akan bisa membuat kesimpulan, dan kesimpulan itu tidak akan seperti kata-kata yang sangat sederhana, pendek dan mudah difahami. Tentu simpulannya adalah panjang dan lebar :-) . Nah sekarang bandingkan dan selaraskan dengan apa yang kita liat dan rasakan akan "masa lalu" kita. Masih imbangkah atau masih selaraskan, tentunya dengan ego, keakuan , dengan cita-cita dan rencana, dengan pemahaman ajaran agama dan kultur budaya. Jika masih dominan kata "ya" maka kembalilah dan cari ujung dari labirin dan kesesatan akan proses Move On kita, dan temukanlah cahaya dalam masa lalu itu. Namun jika kata "Tidak" lebih dominan maka lanjutkan Move On kita dan temukan ujung jalan keluar dari labirin yang menyesatkan itu. Dan jangan ragu-ragu untuk menemukan "sumber cahaya yang benar dan abadi" tentu dalam proses menemukan haruslah berusaha untuk membuat "sumber cahaya" untuk penerang jalan di lorong-lorong labirin itu. Cahaya disini adalah sebuah tujuan dari hidup kita, adalah segala hal yang membuat kegelapan hati dan kegalauan dan apapun itu yang membuat kita tanpa semangat dan niat yang kuat untuk menjalani proses Move On dan menjalani kehidupan. Move On adalah proses berjalan maju, seperti hidup terus berjalan dan berputar, jika "kembali" pun tidak akan mungkin mengurangi kecepatan hidup, tidak akan memutar ulang hari yang telah berlalu. "Hidup terus berjalan bro...." buat apa menunggu, sedang kamu sudah tidak ditunggu oleh waktu. Bergegaslah, dan rubahlah hidupmu. Tuhan pun tak akan mengubah apapun tentang dirimu ketika kamu tidak mau merubahnya sendiri. Tuhan telah memberikan petunjuk yang jelas dengan "cahaya"Nya, tinggal kita yang melangkah dengan kaki kita... Tuhan bukan dalang wayang yang repot menggerakkan kaki dan mengisi suara wayang agar bisa bergerak dan bercerita. Tuhan memberi "cahaya" berupa kebenaran ajaran agama, kejernihan hati nurani dan fikiran, kesempurnaan fisik untuk manusia dan Tuhan memfasilitasi kita dengan RidloNya itu jaminannya, jika Ridlo Nya yang berlaku itu seperti garansi produk yang tanpa habis masa berlakunya. Yakin saja bahwa Tuhan meridloi jalan kita, karena Tuhan tidak akan menyesatkan umatNya yang selalu ingat kepada Nya, terkecuali memang manusia yang benar-benar diridloi selamanya dalam kesesatan. Terlepas dari itu semua Tuhan mewajibkan kita untuk merubah hidup kita, ya tentunya dengan ikhtiar dan usaha.
Sukses adalah balas dendam yang sangat bijak.... Menjadi sukses adalah harapan dan tujuan setiap orang di bidang yang mereka lakukan. Dalam proses Move On kadang rasa yang sangat dominan adalah dendam, adalah peresaan yang tidak kita fahami sebenarnya, kita kadang tidak membenci seseorang tapi membenci perlakuannya, membenci sikapnya dan menyesali sikap kita dan mungkin membenci tentang semua yang telah terjadi, dan hal itu adalah wajar. Namun apakah harus selalu demikian? tersiksa dengan pikiran dan perasaan kita sendiri. Menjadi tidak wajar jika kita berlama-lama dalam kesesatan dan kegelapan labirin seperti itu. Berubahlah dengan keyakinan bahwa Tuhan sebagai pemberi petunjuk. Lakukan yang terbaik dan teruslah berusaha menjemput cita-cita dan kesuksesan. "Denganmu atau tanpamu hidup ini tetap berjalan dan akan lebih baik" mungkin salah satu kata-kata yang harus di pegang. Sekarang apa yang bisa dilakukan untuk mewujudkan cita-cita kita maka lakukanlah segera, misalnya investasi, membuat dan menjalankan usaha, bekerja dengan sebaik-baiknya. Hal yang positif yang kita lakukan ini adalah untuk kemajuan kita sendiri, tidak merugikan orang lain dan diri sendiri, bermanfaat untuk sendiri dan orang lain. Jangan berhenti dan konsitenlah melakukan hal-hal yang baik itu, tidak ada ruginya. Yang pasti dengan melakukan hal-hal yang positif itu kehidupan kita juga akan bertambah baik. Keinginan untuk sukses pun akan tercapai. Suatu saat ketika usaha itu telah sukses, atau pekerjaanmu menjadikan kehidupanmu lebih baik, kamu bisa bercerita kepada "masa lalu"mu, "inilah yang aku lakukan ketika sudah tidak bersamamudan kamu bisa liat hasilnya, apa yang kamu telah lakukan?apa yang kamu dapat?". Dan jika usaha atau kehidupan kita lebih baik mungkin bisa cerita itu sebagai wujud balas dendam kita. Namun dalam hal ini balas dendam adalah sikap yang tidak baik. Lakukan itu untuk memberikan hikmah kepada "masa lalu". Tunjukkanlah bahwa hanya dengan kerja keras, konsisten dan keyakinan kita dapat meraih sukses. Jika kita masih berlapang dada terimalah kembali "masa lalu" sebagai hikmah yang harus kita sadarkan dan kita arahkan untuk kebaikan, sebagai lahan amal kita. Namun jika waktu dan proses Move On berakhir dengan adanya "masa depan" maka tidak ada salahnya kesusksesan itu telah kita rintis. Karena kesuksesan tidak akan salah kita capai, siapapun yang akan menjadi "cahaya" tidaklah akan begitu berpengaruh karena sukses telah diraih.
Move On adalah proses untuk berubah, bahwa hidup ini realistis. Kadang harus memakai perasaan, namun jika hanyut dalam perasaan maka tak akan ada hasilnya, tidak ada perubahan dan tidak ada kesuksesan yang diraih.
Move On adalah proses untuk berubah, bahwa hidup ini realistis. Kadang harus memakai perasaan, namun jika hanyut dalam perasaan maka tak akan ada hasilnya, tidak ada perubahan dan tidak ada kesuksesan yang diraih.
Comments
Post a Comment